Rabu, 10 Agustus 2011

Cowok Nangis ? T_T
Cowok Nangis?? Lumrah gag sih???
*menurut survei, wajar aja kok cowok itu nangis.. tapi jangan lebay yah! ^^
*nangis ada banyak type nya..
*nangis sedih
*nangis bahagia
*nangis terharu
*nangis di buat-buat
*ataupun nangis-nangisan???

*





cowok juga punya hati.. cowok juga manusia.. dan cowok juga makhluk yang punya hati dan perasaan..^^
*

cowok yang lagi gag bisa ngendaliin perasaannya biasanya juga bisa langsung meledak ataupun nangis sejadi-jadinya.
*

cowok yang nangis karena masalah "cinta" dan "perempuan" itu lebih lumrah lagi.. toh cewek aja bisa cengeng, kenapa cowok nangis doank harus di ributin???
*

cowok itu susah memanage emosi kalo lagi marah, bahkan sebagian besar cowok suka tiba-tiba nangis kalo masalah yang nggak di duga-duga dateng secara tiba-tiba..
*

tapi, ada yang menganggap bahwa cowok itu gag lumrah kalo nangis.. ah yang bener?? gag juga tuh.. emangnya setiap cowok yang lahir di dunia itu gag nangis dulu?? hehe..
*

kebanyakan, cowok itu suka nyembunyiin perasaannya dari muka umum..
*

seorang cowok yang nangis itu gag bisa dikatakan banci.. ini masalah perasaan yang gag bisa di kaitkan dengan masalah kelamin.. haha..
*

manusia itu bersifat relatif, karena kesedihan yang berlarut-larut dalam penderitaannya, akhirnya si cowok nangis deh..
*

ada juga yang bilang kalo cowok cuma boleh ngeluarin air mata kalo lagi nguap doank..^^
*

dan ada yang bilang kalo cewek lebih mudah nangis kalo fisik/tubuhnya yang terluka, tapi cowok?? lebih mudah nangis kalo hatinya yang terluka..
*

dan.. ada juga yang berpendapat..
*

cowok nangis itu tidak jantan... karena cowok itu robot makanya gak bole nangis.. karena cowok itu robot cowok itu harus kuat.. karena cowok itu robot maka cowok itu harus tahan pukul.. karena cowok itu robot maka bole dimainkan sesuka hati.. karena cowok itu robot maka gak bole marah.. karena cowok itu robot maka gak bole egois.. karena cowok itu robot maka harus jadi seperti yg cewek mau.. karena cowok itu robot maka harus menerima kita apa adanya.. gak boleh protes.. karena cowok itu robot, saat mereka rusak dan gak lagi berguna.. maka mereka ditinggalkan dan dibuang..... (aduh giLaa..!! anggepan error nih..!!)
*

jadi intinya, cowok nangis itu lumrah-lumrah aja kug.. asalkan dalam porsi yang sewajarnya..^^

हटी क्यू berteriak


Disaat terpikir tenteng dia
yang yang ada Dsmrng sna ..
terkadang hati teriak dengan kehampaannya
mencari dan menunggu hati cintanya

ku menangis tanpa air mata
ku teriak tanpa suara
hanya merasakan sakitnya hati
begitu tersiksa menunggu yang di nanti

begitu berat melepaskan rasa ini
yang sudah merasuk dalam hati
mungkin bila aku nanti mati
sesalku akan abadi,

akankah penantian ini berujung bahagia,
ataukah hanya asa semata
tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya
walau akhirnya hanya membuat Q luka,

for you in Semarang:(......)
of guy you always love you Shiddik


Nangis ...
Cowok juga bisa nangis .
cowok juga pux' perasaan.
cowok juga mahluk yang punya hati dan perasaan

Minggu, 10 Juli 2011

Q Rindu Banget ma U


Tahun berganti tahun
bulan berganti bulan
hari berganti hari
diriku disini merindukanmu
di setiap hari2ku kau selalu ada
Tapi mengapa kau tak pernah hadir untukku
apakah kau tak tau betapa ku merindukan kasih sayangmu yang selama ini telah menjauh
jangan kau biarkan rindu ini terpendam untuk selamanya
karena ku tak sanggup menahan ini semua

===================================
Kasih hadirlah dirimu disetiap waktuku
janganlah kau pergi dari hidupku
karena kusangat merindukan kasih sayangmu
hanya dirimulah harapan hidupku

Kasih dengarlah jeritan hatiku yang kian lama semakin merindukanmu
I MISS YOU DARLING

foor.You / yg da di Smrg
jaga dri baik2 ea Dcna

Minggu, 14 November 2010

Apa Arti Sahabat....!!!: RISALAH HATI

Apa Arti Sahabat....!!!: RISALAH HATI: "Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka ..."

RISALAH HATI

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
=============================================================
singkatan2 aneh:
DJARUM: Demi Jandamu Aku Rela Untuk Mati
SLANK: Sudah lama Aku Naksir Kamu
SMS: Selangkah Menuju Selingkuh
TBC: Tekanan Batin Cinta
TBC: Takhayul-Bid’ah-Churofat
STMJ: Selalu Terkenang Meskipun Jauh
STMJ: Semester Tujuh Masih Jomblo
AIDS: Akibat Impian Dipendam Setahun
AIDS: Aku Ingin Disini Sendirian
PMS: Pedihnya Menanti Sentuhanmu
SARS: Sakit Akibat Rasa Suka
CBSA: Cinta Bersemi Sesama Aktifis
CBSA: Cinta Bersemi Saat Aksi
SPMB: Seperti Pungguk Merindukan Bulan
KASET: Kenanglah Aku Sebelum Engkau Tidur
HIV = Hanya Impian Velaka
SAKAW = SAkit KArena engkaW
KOLERA = KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
FLU = Feeling Lonely, Uuuhh …..
letjen = lewat jendela
jahat = jatuh hati
jaim = jaga iman
sebel = seneng betul
ATM= aku takkan memiliki (lagunya caffein)
ITB = Ingin Tidur Bersama
ITB = Institut Terkenal Banget
ITB = Institut Terlanjur Beken
ITS = Ingin Tidur Sendiri
STAN = Sekolah Top Anti Nganggur
sobat = bakso babat
benci = benar2 cinta
sufi = suka film (bwt orang yg hobi nonton)
gadis = gagah tapi sadis
dedi dores : dengan di sertai doa restu
PMDK : Pria Masa Depan Ku
romantis = rokok – makan – gratis
abcdefg = aduh bo cape deh eike fusing gila
santi utomo = sampe nanti see you tomorrow
Diana = Diam-diam Mempesona,
Ramlan = Ramai Lancar,
Jojoba oil : jomblo-jomblo bahagia oke dan gokil.
Ijo lumut : Ikatan jomblo lucu & imut.
Ijo tomat : ikatan jomblo terhormat
Kejora : kelompok jomblo ceria
Joko tingkir : jomblo kok kikir (pelit)?
kejut : kelompok jomblo tulen
kejang : kelompok jomblo periang
kejar : kelompok jomblo artistik
Kutilang Darat = Kurus Tinggi Langsing Dada Rata (pria!!!)
Kolang Kaling Dalam Gelas = Calling Calling Kalo Nggak Jelas

Minggu, 18 Juli 2010

all about us (only me and you)

Ku ingin kau selalu tersenyum bila menatapku
Selalu ceria bila disampingku..
Selalu bisa jadi yang teristimewa dihatiku..
Meski ku tahu… saat ini ku belum mampu..

Aku tersadar dari lamunan panjang..
Bahwa aku telah jauh berubah,dan tak seperti dulu..
Disaat pertama kali kau hadirkan rasa itu..

Hampir 3 tahun berlalu..
Ternyata kau masih setia
Menyimpan perasaan yang belum terungkap
Hingga akhirnya kita kembali bertemu..

Aku bahagia….
bisa kembali melihatmu.. meski jauh..
aku tenang..
karena semua yang terpendam..
telah telah terungkap oleh kenyataan perasaan..

namun itu semua tidak membuatku selalu tersenyum..
di bentang nyaris 3 tahun kita tak bertemu..
aku telah kehilangan sosok diriku..
aku telah jauh berubah, tak lagi seperti dulu..

aku tak ingin membuatmu terluka..
aku tak mau kau kecewa…
tapi….. percayalah…
semua ini bukan inginku…
semua ini tak pernah ku harapkan hadir dalam diriku..

mungkin kecewamu hadir.. disaat kau tahu..
AKU bukan AKU.. yang kau kenal dulu…
Meski begitu.. rasa ini tetap utuh seperti dulu..
Dan tak pernah berubah..

Inilah janjiku..
Berubah untuk menjadi yang lebih baik..
Dan selalu berusaha menjadi yang terbaik… di hatimu..
Juga di sisi sang pencipta..

JULI.. 2010..
Puisi ini tertulis diatas kertas putih dan tinta pena..
Meski hanya tercipta dengan kata kata kuno
Dan tulisan tulisan sederhana..

Dan mungkin.. sebagian dari mereka..
Menganggap ini semua tak bermakna

Tapi bagiku..
Ini lah perwakilan perasaanku..
Bahwa aku menyayangimu seutuhnya..
Dan tidak banyak pintaku untukmu..

Aku hanya ingin kau tetap setia dan rela menunggu
Karena aku butuh waktu untuk berubah.. ini semua bukan hanya untuk mu sayang
Tapi juga untukNYA.. yang telah menghadirkan cinta..
Untuk kita.

Bersabarlah.. bila ini terlalu lama…
Berdo’a lah.. bila kesulitan itu datang..

Tapi aku yakin….aku bisa berubah..
Dan bila waktu telah menjawab..
Aku akan datang padamu.. sebagai aku yang dulu…
Yang telah bisa memikat hatimu….tuk memilihku…
Sebagai pasangan jiwamu..

Aku yakin akan hal itu & aku berjanji untukmu..

Simpanlah tulisan tulisan sederhana ini..
Simpan dalam hati…
Dan bila nanti aku bisa menjadi apa yang kau inginkan..
Aku akan membuktikan pada mereka..
Bahwa aku telah menepis keraguan mereka tuk mendampingimu…
Saat ini.. dan mungkin untuk selamanya…!!!

Rabu, 14 Juli 2010

Aku Menangis untuk Adikku 6 Kali (bukan dari mario teguh kayaknya)

Cerita yang mengharukan, sebuah arti saudara yang begitu besar.... baca sendiri aja, agak panjang ceritanya..
###################################

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari
demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung
mereka
menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda
dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis
di
sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari
laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku
berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?"
Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah
tidak
mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah,
kalau
begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku
yang
melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah
begitu
marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau
kehabisan
nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan
memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan
apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak
dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya
penuh
dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.
Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak,
jangan
menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup
keberanian
untuk maju mengaku.
Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan
seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika
ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun.
Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk
ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk
masuk ke sebuah universitas propinsi.
Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya,
bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut,
"Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang
begitu
baik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa
gunanya?
Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata,
"Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup
membaca
banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan
jika
berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu
berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk
meminjam
uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus
meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini."
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke
universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan
rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang
sudah
mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan
secarik
kertas di atas
bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi
mencari kerja
dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis
dengan
air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia
17
tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang
adikku
hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku
masuk
dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di
luar
sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?
Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya
kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa
kamu
tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum,
"Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika
mereka
tahu saya adalah adikmu?
Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu
debu-debu
dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku
tidak
perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu
adalah
adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat
semua
gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki
satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi.
Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun
itu, ia berusia 20.
Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah
telah
diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang,
aku
menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk
membersihkan
rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum,
"Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.
Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang
kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus,
seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada
lukanya dan mebalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi
konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu
tidak menghentikanku bekerja dan..."
Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku
memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun
itu,
adikku 23.
Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota.
Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan
tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka
mengatakan,
sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan
apa.
Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu
aja. Saya
akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya.
Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada
departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah
kabel,
ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya.
Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu
menolak
menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya
seperti
ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak
mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
"Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya
hampir tidak
berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti
apa
yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang
sepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?"
Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari
dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu
bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan
kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab,
"Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang
berbeda. Setiap
hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah
dan
pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung
tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja
dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu
gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat
memegang
sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup,
saya
akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan
perhatiannya
kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku,
orang
yang paling aku berterima kasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai